Sepenggal Kata

28

 

Hanya satu hal yang Aku pikirkan ketika Aku menuliskan ini .Tentang kamu dan segala hal yang membuatku harus menuliskannya.Hal-hal yang tak pernah Aku bayangkan.Hal-hal yang datang dalam kehidupanku serta yang membuatku jatuh dan cinta kepadamu.

Mungkin mudah bagi semua orang untuk melupakan segala peristiwa di hidup ini.Mungkin beberapa orang pandai mengubah suasana namun ,Aku benar-  benar tak tahu bagaimana caranya.

Setelah sekian lama Aku menguburkannya dan membiarkan semua itu menari di kepala Aku semakin hancur dalam berbicara bukan hanya kepadamu bahkan kepada diriku sendiri.

Aku tak tahu bagaimana harus bangkit dan membiarkan semuanya seakan berlalu .Aku  benar-benar tak tahu.Kemarin Aku mencoba menulis namamu di batu dan melemparkkanya ke dalam laut namun masih saja ketika aku hendak balik namamu seakan sedang  mengikutiku.

Aku tak pernah tahu.Dan tak pernah mengerti betapa Aku dan seluruhnyaAku seakan enggan untuk membiarkanmu pergi bersama kenangan.Semenjak  segala ketidakmungkinan itu tak bisa kita selesaikan.Setelah banyak  cara kita perjuangkan namun akhirnya kita saling melambaikan tangan dan sama –sama menyerah untuk bertahan.

Banyak oramg mengatakan bahwa kita telah salah dari awal.Kita  memang harus menyelesaikannya dari dulu,Karena kita sama-sama tahu ini semua takan terjadi.Namun kita bersama-sama bilang “kita mampu menyelesaikan semua uni.”.

Namun setelah  kita melewatkan debat,diskusi  bahkan amarah yang  meluap,dengan mudah kau  mengatakan”Aku mundur”,Sebuah kalimat yang menggambarkan betapa Kau memang telah lelah dsaat Aku juga masih berjuang untuk itu semua.

Aku tak mengerti seberapa lelah engkau menghadapi kerumitan hubungan ini.Seberapa dalam kau merasa terluka.Seberapa banyak air mata yang kau tumpahkan.Aku tak tahu itu,tapi Aku yakin semua hal yang kau rasakan sama seperti yang Aku rasakan.

 

 

 

Diterbitkan oleh Clarati Bunda

Seorang wanita pengagum senja dan pengagum kata dalam balutan teduhnya segelas kopi. suka menulis,membaca,fotografi dan mendaki gunung. menulis baginya adalah salah satu cara untuk mencintai Tuhan.

Tinggalkan komentar