Bukan Puisi #1

 

 

 

 

 

Aku pernah berpikir bahwa untuk hidup tidak hanya membutuhkan napas.

Aku pernah berpikir bahwa untuk hidup bukan hanya membutuhkan mimpi dan juga sekedar keinginan.

Aku pernah berpikir bahwa untuk hidup bukan hanya  membutuhkan sekedar ambisi lewat kata,tapi karya kerja nyata.

Aku pernah memikirkan semuanya.

Aku pernah berpikir untuk  menjadi seorang yang  bisa menjadi diriku sendiri. Dan berjuang agar dunia mengenal Aku.

Aku pernah berpikir untuk melakukan hal-hal kemanusian  sebelum Aku menua ataupun sebelum napasku hilang.

Aku memikirkan semua itu dan  berharap agar semuanya menjadi nyata.

Aku belajar.

Aku menangis.

Aku berteriak.

Aku kesakitan.

Aku kehilangan arah.

Aku bosan.

Aku berjalan.

Aku merangkak.

Aku kehilangan “Aku”.

Semua hal yang membuatku patah menerjang Aku.

 

Semakin banyak Aku belajar,Aku yakin dan percaya  semua akan membawa hasil meski tak secepat Aku menuliskan puisi ini.

Aku tak tak pernah seperti apa akhir dari perjalanan ini.

Aku merasa banyak hal yang akan lebih berat lagi.

Aku merasa Aku akan berjumpa dengan banyak kegagalan yang akan datang menghampiri.

Aku merasa aku akan banyak meneteskan air mata entah itu kesedihan atau juga rasa haru.Aku selalu percaya bahwa Tuhan yang akan menentukan  setiap nasib kita.

Aku selalu percaya setiap hari adalah cara Tuhan,untuk membuatku paham akan setiap canda semesta ini.

Aku juga percaya betapa Tuhan tak pernah meninggalkan kita tidap jejak langkah kita.

Aku percaya Tuhan,kuharap kaupun demikian.

 

Jika hari ini terasa berat dan kita tak tahu jalan pulang.

Kuharap  kau tetap bertahan.

Kuharapa kau ingat akan setiap keringat yang hampir kering.

Kuharap kau tahu  betapa dunia membutuhkanmu.

Mari kita berjalan menulusuri setiap jengkal hidup kita,meksi luka,patah dan sengsara tak pernah jauh.Mari kita nyanyikan setiap kegagalan kita  dengan mazmur dan ucapan syukur.

Mari kita dendangkan rindu akan masa depan kita, dengan banyak berserah dan membiarkan Tuhan yang menuntaskan-Nya ,diiringi kerja keras kita.

 

Bali,14 Juli 2020clarita

 

 

 

 

 

 

 

 

Diterbitkan oleh Clarati Bunda

Seorang wanita pengagum senja dan pengagum kata dalam balutan teduhnya segelas kopi. suka menulis,membaca,fotografi dan mendaki gunung. menulis baginya adalah salah satu cara untuk mencintai Tuhan.

Tinggalkan komentar